Sabtu, 16 Oktober 2010


Tujuan adanya kode bukanlah untuk menentukan perilaku perusahaan secara detail tetapi pada dasanya untuk melakukan disclosure sehingga para investor dan yang lainnya dapat menilai kinerja perusahaan dan praktek tata kelola  serta merespon informasi itu.
Pengungkapan yang efektif harus menyediakan detail pendekatan perusahaan kepada CG dan juga sistem yang berlaku. Tidak hanya memberikan penjelasan mengapa dan bagaimana praktek CG itu sejalan dengan pedoman yang disarankan, tetapi penting juga untuk memberikan diskusi untuk memberikan alasan mengapa praktek CG tidak sesuai dengan pedoman yang diberikan, serta mengapa pedoman itu tidak bisa digunakan untuk praktek CG perusahaan. Pengungkapan ini harus dikomunikasikan kepada shareholders agar investor dapat memperoleh nilai tambah dari perusahaan tersebut.
Terdapat enam communication plan yang digunakan agar investor dapat lebih memahami proses CG perusahaan:
1.      Simplicity: bahasa yang digunakan dapat berupa legalistic dan technical, sederhana tetapi tidak terlalu dipersingkat, selama rincian atau kalimat penting tidak dihilangkan.
2.      Brevity (keringkasan): merangkum isi tetapi tetap waspada terhadap informasi penting, agar tidak dihilangkan dari isi laporan.
3.      Clarity (kejelasan): laporan harus mudah untuk dibaca da dipahami serta tidak ada multi tafsir.
4.      Relevance:  memberikan pengetahuan, bukan memberikan kebingungan.
5.      A human touch: menyediakan sebuah pemikiran bahwa laporan tersebut bukan kegiatan impersonal tetapi lebih kepada usaha untuk berkomunikasi secara tulus dan jujur.
6.      What is your message: memastikan bahwa pesan yang dimaksud tidak kehilangan kejelasannya

Tidak ada komentar: