Tujuan adanya kode bukanlah untuk menentukan perilaku perusahaan secara
detail tetapi pada dasanya untuk melakukan disclosure sehingga para investor
dan yang lainnya dapat menilai kinerja perusahaan dan praktek tata kelola serta merespon informasi itu.
Pengungkapan yang efektif harus menyediakan detail pendekatan perusahaan
kepada CG dan juga sistem yang berlaku. Tidak hanya memberikan penjelasan
mengapa dan bagaimana praktek CG itu sejalan dengan pedoman yang disarankan,
tetapi penting juga untuk memberikan diskusi untuk memberikan alasan mengapa
praktek CG tidak sesuai dengan pedoman yang diberikan, serta mengapa pedoman
itu tidak bisa digunakan untuk praktek CG perusahaan. Pengungkapan ini harus
dikomunikasikan kepada shareholders agar investor dapat memperoleh nilai tambah
dari perusahaan tersebut.
Terdapat enam communication plan yang digunakan agar investor dapat lebih
memahami proses CG perusahaan:
1. Simplicity: bahasa yang digunakan dapat
berupa legalistic dan technical, sederhana tetapi tidak terlalu dipersingkat,
selama rincian atau kalimat penting tidak dihilangkan.
2. Brevity (keringkasan): merangkum isi
tetapi tetap waspada terhadap informasi penting, agar tidak dihilangkan dari
isi laporan.
3. Clarity (kejelasan): laporan harus mudah
untuk dibaca da dipahami serta tidak ada multi tafsir.
4. Relevance: memberikan pengetahuan, bukan memberikan
kebingungan.
5. A human touch: menyediakan sebuah
pemikiran bahwa laporan tersebut bukan kegiatan impersonal tetapi lebih kepada
usaha untuk berkomunikasi secara tulus dan jujur.
6. What is your message: memastikan bahwa
pesan yang dimaksud tidak kehilangan kejelasannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar