1. Compensastion drivers yang tidak tepat dengan
sistem kompensasi dan insentif yang “terlalu baik”.
Sistem kompensasi dan insentif yang
diterapkan di Enron dapat dikatakan terlalu baik bila dibandingkan dengan industri terkait. Bonus untuk karyawan
berkinerja rata-rata dapat mencapai 20% dari gaji pokok dan dapat bervariasi
tergantung dari kinerja perusahaan, kinerja karyawan itu sendiri, dan kinerja
kelompok tertentu. Sistem kompensasi dan insentif yang tinggi belum tentu
menjadi masalah apabila compensation
drivers-nya benar-benar tepat dan benar-benar meningkatkan kinerja
perusahaan secara keseluruhan.
Enron menggunakan Mark-to-Market Accounting dan Fair Value Assessment yang mengakibatkan
ukuran kinerja karyawan menjadi sangat subjektif. Seringkali karyawan dapat
dengan mudah “memanipulasi” angka-angka agar bisa mendapatkan ukuran kinerja
yang baik dan berujung pada kompensasi dan insentif yang lebih besar. Contoh
nyata di Enron terjadi pada proses penentuan kompensasi untuk para broker Enron
yang justru didasarkan pada nilai dan profit yang dilaporkan dari hasil
transaksi dan bukan pada visibilitasnya. Pada tahun 2002, tercatat bahwa total
pengeluaran Enron untuk bonus sebesar $750 juta, padahal total net income
perusahaan hanya sebesar $975 juta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar