A. Afiliasi Grup
Bussiness Group merupakan bentuk organisasi bisnis yang
cukup banyak ditemukan di Asia. Yang dimaksud Grup disini adalah beberapa
perusahaan yang saling terkait kepemilikannya antara satu sama lain sebagai
hasil dari kepemilikan saham. pembentukan grup merupakan salah satu taktik
penghindaran resiko, karena dengan adanya grup bisnis, lini bisnis dari
perusahaan tersebut menjadi terdiversifikasi. terdapat hubungan positif antara
kinerja perusahaan dengan adanya afiliasi grup, seperti yang ditemukan oleh
Khanna dan Palepu melalui penelitiannya atas grup bisnis di India. Namun, tidak
selamanya bentuk grup bisnis itu menguntungkan. grup bisnis bisa jadi merugikan
karena adanya agency problem. seperti yang ditemukan oleh Betrand pada tahun
2002 di grup bisnis india, bahwa terdapat diskriminasi sumber daya antara pihak
yang dominan dan kepemilikan minoritas. grup bisnis berkembang pesat di negara
yang hukumnya belum berjalan dengan baik dan pengembangan institusi keuangannya
lambat.
B. Diversifikasi
Perusahaan-perusahaan di Asia terkenal banyak yang melakukan
diversifikasi lini bisnisnya. apakah strategi ini benar-benar menguntungkan?
Khanna dan Palepu menemukan bahwa di negara dengan emerging market, strategi
ini menguntungkan. selain itu di negara berkembang, pasar eksternal
pembangunannya sangat kurang dan tidak dapat mengalokasikan sumber daya secara
efisien, sehingga lebih menguntungkan jika menciptakan pasar internal. namun
walaupun begitu, perusahaan yang melakukan diversifikasi justru berkinerja
lebih buruk saat krisis dibandingan perusahaan yang fokus. hal ini diduga
karena adanya agency problem di dalam tubuh perusahaan terdiversifikasi.
C. Transparansi dan Pengungkapan Keuangan
perusahaan publik di Asia umumnya memiliki tingkat
transparansi dan pengungkapan informasi keuangan yang rendah. hal ini mungkin
merupakan dampak dari kepengurusan perusahaan yang rendah. seperti yang
ditemukan oleh fan dan wong di tahun 2002. mereka berpendapat bahwa
transparansi yang rendah disebabkan oleh adanya agency problem dan transaksi
yang didasarkan hubungan istimewa. tingkat transparansi dapat ditingkatkan
dengan pengadopsian standar akuntansi internasional.
D. Krisis Keuangan Asia
Studi yang dilakukan oleh Rajan dan Zingales di tahun 1998
menunjukan bahwa sistem keuangan yang didasarkan oleh hubungan khusus bekerja
dengan baik ketika di negara tersebut penegakan kontraknya lemah dan terdapat
kelangkaan modal. namun, sistem keuangan seperti ini cenderung rentan terhadap
krisis. hal senada juga ditemukan oleh Jhonson di tahun 2000 yang menemukan
bahwa negara dengan penegakan corporate governance yang lemah merupakan faktor
kunci dari anjloknya bursa saham ketika krisis di tahun 1997-an. mereka
berpendapat bahwa hal tersebut mempengaruhi kepercayaan diri investor sehingga
mereka lebih sensitif terhadap berita negatif.
E. Struktur Keuangan dan Peran dari Bank
Titman di tahun 2001 menemukan bahwa perusahaan di
negara-negara yang kurang berkembang di Asia mengandalkan pasar modal dalam
membiayai proyek bisnisnya. mereka berpendapat bahwa hal ini terjadi karena
kebutuhan modal mereka melebihi dari yang dapat dihasilkan dari sesama internal
perusahaan. selain itu, peran dari kontrol keluarga juga dianggap menjadi
faktor yang mempengaruhi dari kondisi ini. pinjam-meminjam dari bank dengan
hubungan khusus merupakan pilihan keuangan yang cukup menarik di negara-negara
asia karena kecil kemungkinannya bagi pihak-pihak yang terkait dalam kontrak
pinjam meminjam tersebut mendapatkan informasi yang asimetris, jika
dibandingkan dengan bank biasa. namun dengan adanya hubungan khusus dengan bank
seperti ini akan menyebabkan kemungkinan terjadinya penyalahgunaan modal dan
penegakan aturan batas peminjaman. pemerintah di negara-negara Asia biasanya
memiliki yang dapat mempengaruhi kebijakan peminjaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar