Senin, 25 Oktober 2010

Masalah Spesifik Kepengurusan Perusahaan di Asia


A. Afiliasi Grup
Bussiness Group merupakan bentuk organisasi bisnis yang cukup banyak ditemukan di Asia. Yang dimaksud Grup disini adalah beberapa perusahaan yang saling terkait kepemilikannya antara satu sama lain sebagai hasil dari kepemilikan saham. pembentukan grup merupakan salah satu taktik penghindaran resiko, karena dengan adanya grup bisnis, lini bisnis dari perusahaan tersebut menjadi terdiversifikasi. terdapat hubungan positif antara kinerja perusahaan dengan adanya afiliasi grup, seperti yang ditemukan oleh Khanna dan Palepu melalui penelitiannya atas grup bisnis di India. Namun, tidak selamanya bentuk grup bisnis itu menguntungkan. grup bisnis bisa jadi merugikan karena adanya agency problem. seperti yang ditemukan oleh Betrand pada tahun 2002 di grup bisnis india, bahwa terdapat diskriminasi sumber daya antara pihak yang dominan dan kepemilikan minoritas. grup bisnis berkembang pesat di negara yang hukumnya belum berjalan dengan baik dan pengembangan institusi keuangannya lambat.

B. Diversifikasi
Perusahaan-perusahaan di Asia terkenal banyak yang melakukan diversifikasi lini bisnisnya. apakah strategi ini benar-benar menguntungkan? Khanna dan Palepu menemukan bahwa di negara dengan emerging market, strategi ini menguntungkan. selain itu di negara berkembang, pasar eksternal pembangunannya sangat kurang dan tidak dapat mengalokasikan sumber daya secara efisien, sehingga lebih menguntungkan jika menciptakan pasar internal. namun walaupun begitu, perusahaan yang melakukan diversifikasi justru berkinerja lebih buruk saat krisis dibandingan perusahaan yang fokus. hal ini diduga karena adanya agency problem di dalam tubuh perusahaan terdiversifikasi.

C. Transparansi dan Pengungkapan Keuangan
perusahaan publik di Asia umumnya memiliki tingkat transparansi dan pengungkapan informasi keuangan yang rendah. hal ini mungkin merupakan dampak dari kepengurusan perusahaan yang rendah. seperti yang ditemukan oleh fan dan wong di tahun 2002. mereka berpendapat bahwa transparansi yang rendah disebabkan oleh adanya agency problem dan transaksi yang didasarkan hubungan istimewa. tingkat transparansi dapat ditingkatkan dengan pengadopsian standar akuntansi internasional.

D. Krisis Keuangan Asia
Studi yang dilakukan oleh Rajan dan Zingales di tahun 1998 menunjukan bahwa sistem keuangan yang didasarkan oleh hubungan khusus bekerja dengan baik ketika di negara tersebut penegakan kontraknya lemah dan terdapat kelangkaan modal. namun, sistem keuangan seperti ini cenderung rentan terhadap krisis. hal senada juga ditemukan oleh Jhonson di tahun 2000 yang menemukan bahwa negara dengan penegakan corporate governance yang lemah merupakan faktor kunci dari anjloknya bursa saham ketika krisis di tahun 1997-an. mereka berpendapat bahwa hal tersebut mempengaruhi kepercayaan diri investor sehingga mereka lebih sensitif terhadap berita negatif.

E. Struktur Keuangan dan Peran dari Bank
Titman di tahun 2001 menemukan bahwa perusahaan di negara-negara yang kurang berkembang di Asia mengandalkan pasar modal dalam membiayai proyek bisnisnya. mereka berpendapat bahwa hal ini terjadi karena kebutuhan modal mereka melebihi dari yang dapat dihasilkan dari sesama internal perusahaan. selain itu, peran dari kontrol keluarga juga dianggap menjadi faktor yang mempengaruhi dari kondisi ini. pinjam-meminjam dari bank dengan hubungan khusus merupakan pilihan keuangan yang cukup menarik di negara-negara asia karena kecil kemungkinannya bagi pihak-pihak yang terkait dalam kontrak pinjam meminjam tersebut mendapatkan informasi yang asimetris, jika dibandingkan dengan bank biasa. namun dengan adanya hubungan khusus dengan bank seperti ini akan menyebabkan kemungkinan terjadinya penyalahgunaan modal dan penegakan aturan batas peminjaman. pemerintah di negara-negara Asia biasanya memiliki yang dapat mempengaruhi kebijakan peminjaman.

Tidak ada komentar: