Multikulturalisme, sangat erat kaitannya dengan
Multikulturalisme di Indonesia yang walaupun sudah di untai oleh berbagai macam persamaan seperti persamaan bahasa dan Negara, seringkali menemui suatu permasalahan. Permasalahan inilah yang merupakan dampak negatif dari multikulturalisme. Salah satu dampak negatif nya adalah konflik antar suku seperti yang terjadi di Papua, yaitu konflik antara masyarakat Kimberly dan Banti. Kapolda Papua segera melakukan tindakan solusi dari pertikaian itu dengan cara tatap muka dengan kelompok suku yang bertikai. "Hentikan konflik antar suku di Timika," tandas Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua, Irjen Pol.Drs Max Donald Aer. Hal itu disampaikan Kapolda Papua kepada masyarakat kampung Kimberly, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua ketika bertatap muka dengan masyarakat Kampung Kimberly di Tembagapura,Senin (5/11) malam. Dia meminta masyarakat Kimberly segera menghentikan konflik dengan masyarakat Kampung Banti yang merupakan tetangga mereka. "Saya minta agar masyarakat Kimberly menghentikan penyerangan terhadap masyarakat Banti," kata Kapolda Irjen Pol.Max Donal. Dikatakannya, apabila perdamaian dapat segera terlaksana maka aktivitas kehidupan sehari-hari dapat normal lagi. Himbauan yang sama disampaikan juga kepada masyarakat Kampung Banti yang ketika itu Kapolda Max Donald Aer didampingi Karo Ops Polda Papua, Kombes Pol. GM Sumeka, Kabid Humas, Kombes Pol. Agus Riyanto dan Direskrim Polda Papua, Kombes Pol.Paulus Waterpauw.bertemu dengan masyarakat Kampung Banti. Disini mereka melakukan pertemuan antar dua kelompok suku yang bertikai yang diharapkan menjadi solusi dari dampak negatif multikulturalisme ini.
Dampak negatif dari multikulturalisme seperti perikaian, konflik, pengejekan yang berbau SARA, dan lain-lain ada solusinya,seperti pada contoh kasus di atas, yaitu mempertemukan dua kelompok yang bertikai untuk berdiskusi agar mendapatkan solusi dari permasalahan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar