Rabu, 19 November 2008

krisis bahan makanan dan energi

Saat ini dunia sedang menghadapi suatu krisis global. Krisis akan kebutuhan pokok manusia, yaitu energi dan pangan. Energi dan pangan adalah kebutuhan pokok yang harus dipenuhi demi kelangsungan hidup manusia. Jika terjadi kelangkaan dalam dalam pemenuhan kebutuhan vital manusia, keseimbangan dalam kehidupan manusia juga akan terganggu. Krisis pangan dan energi ini juga akan berimbas kepada sektor-sektor lain. Sektor yang berhubungan erat adalah sektor ekonomi. Krisis energi dan pangan akan memicu terjadinya krisis ekonomi. Krisis energi dan pangan juga akan mengakibatkan tingginya harga atas komoditi tersebut. Hal ini juga akan berakibat pada kehidupan sosial masyarakat bangsa Indonesia pada khususnya karena akan meningkatkan kemiskinan.

Bukti-bukti yang mengarahkan dunia kepada krisis energi dan pangan sudah sangat terlihat. Dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk dunia sebesar empat kali lipat dan pertumbuhan ekonomi dan industri yang mencapai enam persen mengakibatkan permintaan bahan bakar dan energi juga melonjak. Diikuti dengan melambungnya harga minyak dunia pada awal April 2008 yang lalu di pasar perdagangan dunia. Terdapat indikasi terhadap permainan harga yang juga semakin mendorong tarjadinya krisis energi pada pasar perdagangan internasional di mana harga minyak sebagai komoditi utama penghasil energi diperdagangkan. Krisis pangan pun sudah memberikan tanda yang jelas dengan meningkatnya harga-harga sektor pangan, khususnya harga makanan pokok dunia. Harga beras dan gandum kian melambung dengan permintaan atas komoditi tersebut juga semakin meningkat. Permintaan impor bahan pangan dari negara-negara pnghasil bahan pokok pun semakin meningkat. Produksi-produksi bahan pangan dunia pun sedang menurun akibat banyaknya bencana-bencana alam yang melanda daerah-daerah produktif serta pengalihfungsian lahan-lahan produksi pangan menjadi lahan produksi komoditi lain. Di beberapa belahan dunia lahan-lahan pangan terkena bencana badai, seperti di Amerika yang terkena badai Katrina. Di Indonesia sendiri mengalami kekeringan sehingga banyak sawah yang harus gagal panen.

Tentunya suatu masalah tidak akan terjadi bila tidak ada pemicu dari masalah tersebut. Krisis juga tidak akan terjadi jika tidak ada hal-hal yang mengakibatkan timbulnya krisis tersebut. Pada makalah ini kami akan membahas akar masalah terjadinya krisis energi dan pangan dan keterkaitnnya terhadap tingkah perilaku manusia dilihat dari berbagai unsur, seperti unsur filsafat, Pancasila, logika, budi pekerti, norma dan agama serta hukum. Selain itu kami juga akan memberikan suatu kesimpulan tentang masalah yang terjadi dan tindakan-tindakan apa yang sebaiknya dilakukan untuk menanggulangi dan mengahadapi masalah yang terjadi dilihat dari akar masalahnya.


Tidak ada komentar: