Rabu, 01 April 2009

Ketika kita mempelajari pendidikan agama Islam di sekolah kita dulu kita diajarkan tentang “Hablumminallah” dan “Hablumminannaas”. Secara singkat “Hablumminallah” sendiri berarti hubungan manusia dengan penciptanya yang tidak lain adalah Allah SWT sedangkan “Hablumminannas” berarti hubungan manusia dengan sesama manusia lainnya. Namun sebenarnya hal manakah yang harus didahukukan ? “Hablumminnallah” atau “Hablumminannaas” ?
Terdapat beberapa ayat dalam Kitabullah Al Qur’an yang menjelaskan tentang “Hablumminallah” dan “Hablumminannaas” antara lain :
"Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas."(QS : Ali Imran 112)
Berdasarkan ayat tersebut sangat jelas bahwa kata “Hablumminallah” didahulukan daripada “Hablumminannaas”, ini menunjukan hubungan kepada Allah lebih diutamakan sebelum menjadi hubungan kepada manusia
"Katakanlah: "jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik"(QS : At- Taubah ayat 24)
Berdasarkan ayat tersebut dijelaskan bahwa urutan cinta adalah Allah, Rasul, Jihad, Bapak, anak, saudara, istri, harta, bisnis dan tempat tinggal. Ini menunjukkan prioritas bahwa kita harus menomorsatukan cinta atau hubungan kepada Allah SWT.
"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa"(QS : Al- Baqarah 177)
Pada ayat tersebut juga jelas bahwa Allah harus didahulukan. Baru iman kepada lainnya. Berbuat baik kepada manusia, sholat, sabar dst. Ini menunjukkan bahwa hubungan dengan Allah adalah nomor satu.
Dapat ditarik kesimpulan berdasarkan beberapa ayat – ayat dalam Kitabbullah Al – Quran bahwa hubungan dengan Allah SWT (Hablumminallah) harus didahulukan daripada hubungan dengan sesama manusia (Hablumminannaas). Bahkan ada ayat yang menunjukan urutan kepada siapa manusia harus mencintai. Sebenarnya dalam pengertian “Hablumminallah” ini terlihat jelas bahwa manusia diciptakan oleh Allah SWT hanya untuk mengabdi kepada-Nya dan Allah SWT memerintahkan manusia untuk menyembah hanya kepada-Nya dan beribadah kepada-Nya.
Sebagai manusia pasti banyak mengalami godaan dan gangguan dari syaitan yang terkutuk dalam mempertahankan kualitas “Hablumminallah”. Terdapat beberapa sikap yang dapat dilaksanakan untuk mempertahankan kualitas “Hablumminallah” antara lain :
1. Rela / ridho apapun yang dilimpahkan oleh Allah SWT. InsyaAllah kita mendapat ridho-Nya.
2. Kembali kepada Allah dalam segala hal. Bahwa Allah-lah yang memberikan semuanya, seperti anugerah, Rahmat, kebahagiaan, dsb.
3. Kita senantiasa membutuhkan Allah, membutuhkan ampunan atas segala dosa, membutuhkan ridho-Nya, dan membutuhkan rahmat-Nya.
4. Tempakan hati kembali kepada Allah.
5. Sabar bersama Allah, sabar menghadapi cobaan, dan kenikmatan.
6. Hati ini menuju Allah, bukan menuju surga bukan takut neraka.
7. Istiqomah bersama Allah.
8. Berserah diri kepada Allah.
9. Pasrah total kepada Allah SWT baik jasad, ruh, dan hati.
Dalam agama Islam sebenarnya semua (“Hablumminallah” dan “Hablumminannaas”) harus dijalankan secara seimbang. Jadi ketika kita cinta pada fakir miskin pada saat itulah kita juga cinta kepada Allah dan Rasulullah. Ketika kita menyantuni kaum dhu'afa pada saat itu juga tersambung tali kepada Allah sebagai wujud kita mentaati Allah dan Rasul-Nya. Sehingga segala perbuatan baik kepada sesama manusia, tidak merugikan orang lain, tolong menolong dan kasih sayang memang diperintahkan oleh Allah kepada manusia, artinya hubungan baik kepada sesama manusia itu dalam rangka hubungan baik kepada Allah (dalam rangka melaksanakan perintah Allah). Dengan kata lain “Habluminannaas” dalam rangka “Habluminallah”. Orang yang mengabaikan habluminannas selain mendapatkan murka dari Allah dan konsekuensi di akherat, juga akan menerima konsekuensi dari sesama manusia lainya yaitu berupa perlakuan atau sangsi atau hukuman dari aturan/hukum atau norma masyarakat di mana ia berada. Oleh karena itu memahami agama Islam harus secara komprehensif dan integral (syumul kaafah mutakamil / menyeluruh lengkap dan sempurna).

Tidak ada komentar: